<script type="text/javascript">
var uid = '54376';
var wid = '99756';
</script>
<script type="text/javascript" src="http://cdn.popcash.net/pop.js"></script>
Contoh
Makalah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan – Selamat siang/malam
teman-teman, seperti biasa pada pada kesempatan ini saya akan berbagi Contoh
Makalah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan, dengan tersusun makalah ini
semoga teman-teman bisa memahami tentang Perkembangan Islam yang semakin pesat
menyebar ke seluruh arab Saudi. Baiklah Marilah kita simak dengan seksama makalah
yang tersusun dibawah ini. Semoga bermanfaat.
MAKALAH PAI
Perkembangan Islam Pada Abad
Pertengahan
Disusun oleh:
Nama :
Andres Septian
Kelas :
XI TKJ 1
SEKOLAH MEMENGAH KEJURUAN
CIJANGKAR
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantisa tercurah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan.
Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kami pada khususnya dan reka-rekan,pada,umumnya.,Amin.
Ciawi,
Agustus 2013
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................
1.2. Tujuan..................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan
Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan................................................
2.2. Masa Kemunduran..............................................................................................................
2.3. Masa Tiga Kerajaan
Besar...................................................................................................
2.4.
Kerajaan Turki Usmani........................................................................................................
2.5. Kerajaan Safawi..................................................................................................................
2.6. Kerajaan Mughal.................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2. Saran....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa agama Islam diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril. Sejak saat itulah,Rasulullah SAW mulai menyebarkan agama Islam
ke seluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.
Agama Islam mulai berkembang semakin
pesat ke seluruh Arab Saudi, walaupun masih mendapat penolakan dan ancaman dari
para kaum kafir Quraisy. Dengan usaha keras dan pantang menyerah dari
Rasulullah SAW agama Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Arab. Hingga
beliau wafat, perjuangan untuk menyiarkan dan mendirikan agama Islam tidaklah
berhenti begitu saja. Sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut dilanjutkan
oleh para 4 khalifah yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka semua hanya mempunyai 1 tujuan yaitu
memperjuangkan agama Tauhid yaitu agama Islam.
Dalam sejarahnya Islam terbagi menjadi ke dalam 3 periode
yaitu:
1. Periode Klasik (650-1250 M)
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
3. Periode Modern (1800-sekarang)
Sebagai umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, maka kita
haruslah juga mengetahui bagaimana perkembangan Islam, terutama pada abad
Pertengahan yang tentunya sangat berperan penting dalam perkembangan agama
Islam sampai sekarang ini.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dunia Islam
pada abad pertengahan.
2. Untuk mengetehui
perkembangan ajaran Islam pada abad pertengahan.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu
pengethuan pada abad pertengahan.
4. Untuk mengetahui perkembangan
kebudayaan Islam pada abad pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Sejarah
perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: priode klasik
(650 -1250 M), priode pertengahan (1250 – 1800 M) dan priode modern (1800 –
sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang
diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai
timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan
terjadi sekitar tahun 1800 M.Priode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua
bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar
(1500 – 1800 M).
2.2. Masa Kemunduran I (1250 -1500
M)
1.
Dinasti Jengiskhan
Dinasti Jengiskhan disebut masa
kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang
juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini berasal dari daerah
pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara,
Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai watak
yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai
keinginannya .Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang
dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih
menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan
mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah
pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu
gelar yang diberikan kepada Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini
adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di
timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya
wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada
tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun
1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat
itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad
dikepung.
Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng
benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan
keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara
bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan
diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara
Mongolia tersebut.Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju
Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki
Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat
ditaklukkan kecuali Mesir.
Tentara Kerajaan Mamalik yang saat
itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah
pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia
arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya
dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah
dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran
dan kemunduran dunia Islam.Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang
peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang
beragama Islam.
Dia seorang pelindung ilmu
pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan
ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan
botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk
mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung
umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317
M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
Ia mendirikan kota raja
Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M)
pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan
dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan
Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan
saling memerangi .Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
2.
Dinasti Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia
Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada
Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih
menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
“Islam.”Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai
penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah
yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu
Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun
1381 M.
Ia menaklukkan Khurasan, terus ke
Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia
mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi
rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000
mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari
70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai
lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia
dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Tiga hari lamanya Aleppo
dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta
dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar. Banyak bangunan,
seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi
dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka berturut-turut jatuh ke tangannya.
Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah
mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan
membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara
sebagai tanda kemenangan.Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan
Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas
imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang
sangat hebat di Ankara.
Tentara Usmani mengalami
kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan.
Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke
Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada
kematiannya pada usia 71 tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke
samarkhand.Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia
sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at
dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para
ulama. Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat
sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan masdjid yang
megah dan indah.
3.
Kaum Mamluk
Di Mesir Satu-satunya penguasa
Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara
Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars
(1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang
sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa
sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M.
Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran,
sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
Dinasti Mamalik ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi
modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa
kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan
tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka
hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad
oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropah.
Hasil pertanian juga meningkat.Di
bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal
Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang
di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu
Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al
–Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran:
Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru
manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis
psykoterapi. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang
pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan,
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam
bidan arsitektur.
Mereka membangun bangunan-bangunan
yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.Kerajaan Mamalik ini
berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka
berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
4.
Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam
hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang
merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad
setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah
jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan
akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini
disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama
orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil
mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi
membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan
Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika
utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam
setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah
Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India
dan Safawi di Persia.
2.2. Masa Tiga Kerajaan Besar
(1500-1800 M)
1. Kerajaan Turki Usmani
Setelah Khilafah Abbasiyah di
Baghdad runtuh akibat serangan tentara ongol,kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan
budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol
itu,
Keadaan politik umat Islam secara
keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga
kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di
Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan
paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui labih
jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki
Usmani.
a.
Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil
dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani
Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di
Asia Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis
dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku
Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang
lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka
masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah
(Bosworth,1990:163).
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat
serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan
mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki
Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan, 1989:324-325). Dibawah pimpinan
Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang
berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibukota (Yatim, 2003:130).
Ertoghrul meninggal Dunia tahun
1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah
yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun
1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan
Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah
wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan
berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman
yang sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah
al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak
wilayah kerajaan diperluas. Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat
kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa
sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih
salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang.
Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau
membayar Jizyah.
Mereka yang
tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta
bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut
menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar,
sehingga mereka dapat ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang
dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh
sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah
berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek
moyangnya.
b.
Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman mengumumkan dirinya
sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga Usman), setapak demi
setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan
Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M
dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
Pada masa pemerintahan Orkhan
(1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M),
Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356
M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani,ketika
Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan
dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat
menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru.
Mrerasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat
perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur
Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan
sekutu K RISTEN Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat berhenti
karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil.
Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami
kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada tahun 1403 M
(Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan
Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan
diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh
Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan
dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian
diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya
pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan
kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520
M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil
ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I
(1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis
dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani,
karena dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika
Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani,
Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga
lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam (Ambari, 1993:211).
Usmani yang berhasil menaklukkan
Mesir tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada sekalipun
dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang
memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan
untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke
Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini,
melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus
perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan abad pertengahan
dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, kegiatan
pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan melalui
pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir (Lapidus,
1999:553). Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu
berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para
penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan
sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini
terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin
perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam
kehidupan masyarakat
c. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat kegigihan dan ketangguhan
yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa
dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah Turki
Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan
oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan
perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang
kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga
Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha
ini di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh
Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah
timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu,
sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan
perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan
diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama kalinya Kerajaan
Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan
baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa
pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal
didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah
kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah .
Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan
tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi
Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa
bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I
dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan
hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena
jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni (Hitti, 1970:713-714).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan
perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Persia,
Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja. Organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang
prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil
dari Arab (Toprak, 1981:60). Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani
tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya,
sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari
Turki Usmani .
3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki
mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di
golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat
sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran
ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para
Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai
wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi
dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani
tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara
lain:
1.Mereka adalah bangsa yang penuh semangat,
berjiwa besar dan giat.
2.Mereka memiliki kekuatan militer yang
besar.
3.Mereka menghuni tempat yang sangat
strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan
Eropa (Al Nadwi, 1987:244).
Disamping
itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para
penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik
dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan
kerajaan Turki Usmani.
d. Turki
Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan Sulaiman I
(1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau
terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi
setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami kemunduran.
Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara
putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi
meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih
dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima
abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M (Yatim, 2003:135).
Sultan Sulaiman di ganti Salim II.
Pada masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M), pasukan laut Usmani mengalami
kekalahan atas serangan gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan
sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan
ini menyebabkan Tunisia dapat direbut musuh.
Pada masa pemerintahannya, keadaan
dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu disebabkan karena ia mempunyai
kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah naiknya Sultan
Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan Musthofa I
(1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa agar Musthofa I
turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M). Pada masa
pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640 M), mulai mengadakan
perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan, masa
pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim
(1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melakukan peperangan laut
dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M.
Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan ke
Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam pertempuran di Mohakes, Hungaria.
Turki Usmani dipaksa menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang
berisi pernyataan penyerahan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia
dan Croasia kepada Hapsburg. Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More
dan sebagian Dalmatia kepada penguasa Venesia. Pada tahun 1770 M pasukan Rusia
mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini
dapat direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun
1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani
kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng
pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan atas Crimea
(Ali, 1993:191).
Pemerintahan Turki, masa pasca
Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam
mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan benyaknya
berganti pemimpin atau penguasa yang hanya meperebutkan jabatan tanpa memikirkan
langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya kerajaan Usmani.
Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi keadaan kerajaan Usmani,
seperti halnya sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad III (1574-1595 M) yakni
yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan moral Sultan Murad yang
jelek itu menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani itu sendiri.
Banyaknya
kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua abad ditinggal Sultan
Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai setengah pertama dari abad ke
-19 M. Oleh karena itu, satu persatu negara-negara di Eropa yang pernah
dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di
Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak terhadap kerajaan-kerajaan
Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah mencoba bangkit memberontak.
Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman
disebabkan karena banyaknya terjadi kekacauan.
2.4. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi
setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan
kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar
orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan.
Selain faktor diatas, ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
diantaranya adalah :
1.
Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas Perluasan
wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada
kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan,
terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga
administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi,
tanpa mengabaikan penataan sistem
pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha
melepaskan diri.
2.
Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan
besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai
kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.
Dari banyaknya dan beragamnya penduduk,
maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan
tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak
memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat
lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3.
Kelemahan para Penguasa Setelah sultan Sulaiman
wafat, maka terjadilah pergantian penguasa.
Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau
dan susah teratasi.
4.
Pemberontakan Tentara Jenissari Pemberontakan
Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu
pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan
prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan
adanya pemberontakan- pemberontakan.
5
Merosotnya Ekonomi Akibat peperangan
yang terjadi secara terus menerus maka biaya
pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun
merosot.
6.
Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi Ilmu dan Teknologi selalu
berjalan beriringan sehingga keduanya
sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani
kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya.
Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan
kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa
yang lebih maju.
f.
Catatan Simpul
Nama kerajaan Usmani diambil dari
nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau dengan gigihnya meneruskan cita-cita
ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan dapat
dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari suku
Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka
mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari
saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka
mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium.
Karena bantuan mereka, Sultan
Alaudin dapat mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan
tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin
wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani
dengan Usman I sebagai sultannya.
Perluasan wilayah kerajaan Turki
terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang
berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang
dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki
Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran
Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi
Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II
(1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan
selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan,
kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah
pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan
Sulaiman Agung.
Dari perkembangan yang sangat baik
itu maka Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam
pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam
bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan, karya telah
terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam
bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus
pada bidang kemiliteran.
c. Dalam
Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam
tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi
masyarakat.
4. Tanda
kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman
(1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk
memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah
kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan
cakap.
2.5
Kerajaan safawi
Kerajaan safawi di Persia Cikal
bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat
safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil
dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa
al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar
terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah
bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi
tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang
yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin
eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang
diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524
M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja
pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat
menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan
Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa
pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani
seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat
menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan
Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa
diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang
politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir
beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan,
Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad
Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan
obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi
telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat
indah.
Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah
sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan
istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan
tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan
lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman
(1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III
(1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama
semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza
adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.
Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu
narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan
Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada
kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi
faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang
berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan
pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam rangka
memperebutkan kekuasaan.
2.6. Kerajan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India
dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya
kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari
cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota
penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil
menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia
juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di
India juga dapat ditaklukkannya.
Babur meningal pada tahun 1530 M.
diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan
Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena
terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar
(1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu,
dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan
ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din
Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg
semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627
M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M).
Sesudah Aurangzeb adalah
Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan
MughalBeberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian,
yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila dan bahan-bahan celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih
dapat dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra,
Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang
dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan
kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a.
Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran
sehingga tidak bisa memantau
gerak
langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula
kekuatan pasukan daratnya semakin kurang
handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya
sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan
pembesar kerajaan
yangmengakibatkan pemborosan dalam
penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam
melaksanakan ide-idenya
yang menyebabkan terjadinya konplik antara
agama, misalnya aliran Syikh,
Syi’ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro
terakhir kekuasaan Mughal
adalahorang-orang yang lemah dalam bidang
kepemimpinan
Pengaruh
Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam di Indonesia :
1. Dalam
bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali, dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali, dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan Islam, mengalami dua
fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun
650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain
mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran
terjadi pada tahun 1250 – 1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
B. SARAN
1. Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi tentang
sejrah perkembangan Islam khususnya
pada abad pertengahan.
2.
Sebaiknya, kita juga harus melestarikan budaya-budaya Islam yang berkembang
khususnya ditanah air kita agar tidak punah.
3. Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT, agar tidak mengalami kehancuran seperti akibat godaan setan yang
terkutuk.
2 komentar
Click here for komentarbagus gan.. izin sedot kalo bolehh
ReplyIzin Buat refrensi gan :) makasih
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon